Indiekraf.com – “Alixos Designs is an extension of myself. I try to pour every pieces of me into my work as I draw them.” — Abigail Alexis, Founder Alixos Designs. Yup, seperti yang udah kamu baca, Abigail Alexis ingin memperlihatkan jati dirinya melalui ilustrasi yang dibuatnya selama ini. Inspirasinya jelas datang dari mana saja. Misalnya, sedari kecil dirinya yang suka membaca buku anak-anak, penyuka Tim Burton, Emily the Strange, hingga Disney. Melalui tapak tilas inilah, Abigail mulai serius menggambar dan eksplorasi sedari SMA hingga kini.
Abigail kecil tumbuh selayaknya bocah lainnya. Diberikan buku anak-anak, diberikan kebebasan, serta dukungan dari orang tua tentang dirinya yang mencintai dunia menggambar. Hal ini yang juga akhirnya mengantarkan Abigail aktif dalam menghadiri perkumpulan kuliah desain dan proyek yang dijalaninya ketika di Australia.
Bagi Moselo, desain buat Alixos cukup mengambil perhatian. Tanpa tunggu panjang, saya membuatnya masuk dalam antrian Expert Spotlight yang harus diwawancara dalam waktu dekat. Simak keseruan wawancara bersama perempuan berumur 20 tahun ini!
Pertama-tama mau bilang, design yang kamu buat benar-benar jadi penyegar untuk Moselo! Awalnya gimana sih bisa design seperti ini?
Halo Moselo, sebelumnya terima kasih ya atas pujian dan apresiasinya. Dari kecil aku memang suka gambar, tapi baru mulai serius ketika SMA dan pilih jurusan kuliah. Dari situ aku mulai gambar setiap hari dan eksplorasi apa yang aku suka dan kurang suka.
Lama-kelamaan aku sadar dari dulu kalau melihat ilustrasi, selalu suka yang matanya besar. Lama kelamaan juga suka warna yang cerah, padahal biasanya lebih sering warna gelap. Akhirnya aku eksperimen dan bikin desain Alixos, yang ciri khasnya selalu mata besar.
Kapan kamu mulai terpikir design kamu bisa dijadikan bisnis?
Dari dulu aku memang hobi gambar, tapi baru kepikiran dan sadar kalau bisa dijadikan bisnis ketika awal masuk kuliah. Dulu hambatannya aku ga ngerti digital sama sekali. Jadi ketika kuliah udah diajar sedikit, dan aku langsung berani coba jual di Instagram.
Aku bersyukur orang tua selalu support ilustrasiku, itu jadi alasanku untuk berani berkarya juga. Jadiaku mulai belajar dan eksperimen untuk mengembangkan ilustrasi Alixos dan dibuat jadi merchandise.
Bisa ceritakan soal karakter yang kamu buat?
Seiring aku menggambar, aku baru sadar juga kalau pasti matanya sama, walaupun karakternya beda. Jadi menurutku karakter Alixos apapun buatanku matanya pasti besar. Kalau untuk yang perempuan pasti bulu matanya panjang.
Alixos juga ada dalam bentuk makhluk-makhluk kecil yang suka aku gambar, misalnya bentuk awan atau bintang.
Mereka tergantung tema, bisa temanya warna warni pastel, bisa dark, bisa jadi princess/fairy. Pokoknya temanya bervariasi tergantung aku lagi mau gambar mereka seperti apa.
Inspirasi designnya dari mana?
Aku suka ilustrasi Tim Burton, Emily the Strange, dan Disney. Setiap baca dan nonton karya mereka, jadi selalu terinspirasi dan aku perhatiin detailnya, cara mereka main warna, moodnya, keunikannya, itu keproses di otak dan jadilah karakter-karakter Alixos.
Designku juga terbentuk selama kuliah di Melbourne akibat sering jalan-jalan sendiri ke acara atau perkumpulan kuliah design. Aku lihat banyak sekali orang yang berkarya dengan gaya yang berbeda-beda dan mereka semua sangat menginspirasi. Lalu aku secara tidak langsung terinspirasi dari mereka, dan ketika berkarya aku campur dengan hal-hal yang aku suka.
Kamu pernah bikin zine buat anak-anak dan ada juga yang buat festival, bisa ceritain ga prosesnya?
Waktu kecil, orang tuaku suka memberi buku anak-anak, dan ingat banget rasanya dulu senang banget seperti lagi di dunia sendiri dengan cerita dan ilustrasi buku anak-anak itu. Jadi sekarang aku juga ingin membuat ilustrasi yang anak-anak suka.
“Gak nyangka ternyata terjual habis dan ada bapak yang bilang ingin membacakan zine ini ke anaknya yang masih kecil.”
Prosesnya itu sebenarnya tidak direncanakan, kebetulan lagi gambar iseng, lalu jadi kebawa aja moodnya untuk bikin cerita zine “What’s out There” dan akhirnya aku jual di salah satu Festival zine di Melbourne.
Gak nyangka ternyata terjual habis dan ada bapak yang bilang ingin membacakan zine ini ke anaknya yang masih kecil. Aku senang banget dapat feedback langsung dari pembeli dan jadi semangat untuk buat cerita dan ilustrasi anak-anak yang lain.
Project apa aja sih yang udah pernah kamu kerjain dan mana yang menurut kamu paling seru?
Ada proyek di mana aku kolaborasi sama murid fashion design dari kampusku.
Ceritanya lucu! Kita gak kenal, tapi kebetulan dia minta bantuan untuk aku direkam dan kasihtahu bajuku dari mana. Kebetulan aku lagi pakai kaos Alixos yang aku buat sendiri ilustrasinya. Lalu dia bilang “kolaborasi yuk!” Dan ternyata dia beneran ajak, jadilah kita kolaborasi dalam proyek “Nostalgia.”
Dalam proyek itu, aku buat ilustrasi yang berkaitan dengan Vietnam, tema Indochine dan ada unsur Perancisnya. Jadilah ilustrasi produk-produk yang wanita vietnam jaman dulu selalu pakai seperti lipstik, rokok jadul, bedak, dan juga ilustrasi budaya arsitektur Vietnam. Lalu karya itu diprint di Silk Scarf dan dimix jadi koleksi pakaian.
Menurut kamu, dengan design seperti ini bisa ga sih menarik perhatian banyak pembeli di Indonesia?
Bisa dong! Menurutku design seperti apa aja pasti bisa menarik perhatian, asalkan target orang-orangnya sesuai. Aku perhatikan juga ternyata orang-orang Indonesia udah mulai berani pakai barang-barang yang warnanya cerah, ngejreng, colorful gitu ya.
Seperti waktu aku pulang dari Melbourne. Setiap ke mall pasti ada orang yang pakai local brand yang aku follow di Instagram. Jadi mereka emang suportif banget sama ilustrator lokal, bahkan banyak account Instagram khusus untuk review merchandise buatan lokal.
Bisa ceritain ga perbedaan pembeli di luar dan di Indonesia seperti apa melihat design/ produk seperti kamu ini?
“Pembeli di luar negeri mensyukuri banget hal-hal simple. Seperti zine, pin, kertas art print, dll yang kita sebut “perintilan”. Mereka sangat value art dan jerih payah yang membuatnya.— Alixos Designs
Kalau menurutku, pembeli di luar negeri mensyukuri banget hal-hal simple. Seperti zine, pin, kertas art print, dll yang kita sebut “perintilan”. Tambah lagi kalau mereka lihat lukisan watercolor kita langsung, mereka rela bayar mahal untuk itu. Mereka sangat value art dan jerih payah yang membuatnya.
Setiap aku jualan di market mereka juga sering kasih pujian, dan menanyakan apa sih alasan aku gambar ini, ceritanya apa? Jadi walaupun misalnya mereka gak beli, tapi mereka suka banget bicarain tentang apa yang kita buat dan lakuin, mereka mau ngerti sebanyak-banyaknya tentang kita.
Kalau di Indo aku masih merhatiin juga sih. Tapi sejauh ini kalau di lingkunganku sendiri ya masih ada yang bilang “ih mahal banget gituan doang.” Tapi kalau nemu orang kayak gitu, ganti aja berarti mereka bukan target market kita. Kayaknya orang lebih mau ke hal yang pasti-pasti kayak Tas, Baju, sesuatu yang bisa dipakailah.
Mereka juga perhatiin kualitas banget, kayak kalo kaos atau tas bahannya harus bagus, baru deh mereka mau bayar. Tapi ada juga yang apresiasi dan senang, mau support! Jadi di Indonesia menurutku masih campuran, ada yang mengapresiasi dan ada yang masih kurang teredukasi tentang ilustrasi atau profesi illustrator.
Kalau diberikan kesempatan untuk berkolaborasi, inginnya sama siapa?
Aku sebenarnya tertarik kolaborasi sama siapa aja selama brand mereka nyambung dengan gaya ilustrasiku.
Kalau brand Australia pasti Gorman, kalau lokal bisa brand fashion untuk bikin koleksi pakaian, misalnya Cottonink. Karena mereka juga sering collab sama ilustrator lokal, misalnya brand makeup lokal seperti Emina, Wardah.
Event terbaik yang pernah kamu ikuti?
Event kampus aku, RMIT CreateStart. Kita diajarin sebagai “maker” untuk jadi “seller” juga bareng orang lain. Jadi kita diajarin bisa menjual karya kita dan ada mentornya.
“Kita harus nikmatin proses belajarnya.”
Itu yang membuat aku jadi belajar banyak dan berani untuk mulai dari 0. Meskipun sekarang masih kecil tapi kita harus nikmatin proses belajarnya.
Selanjutnya apa sih yang mau dilakuin sama Alixos untuk bisnisnya?
Untuk Alixos Merchandise mau belajar terus dan selalu dengerin feedback dari customer biar kita bisa lebih baik lagi. Menurutku bisnis merchandise menantang di bagian produksi, jadi semoga ke depannya bisa lebih mengerti banyak dan bisa lebih besar lagi pastinya. Dan semoga bisa lebih dikenal banyak orang.
Harapan kamu untuk para designer/ ilustrator lokal?
Semoga bisa saling suportif sesama ilustrator, mau sharing, bagi ilmu, dan edukasi orang-orang tentang pekerjaan dan usaha kita agar orang lebih paham. Juga semangat berkaryanya tapi tetap istirahat, dan konsisten!
Gimana, keren kan? Abigail yang terbilang masih muda ternyata udah punya banyak pengalaman di dunia seni. Mulai dari pameran, membuat zine anak-anak, hingga keaktifan dirinya untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi soal ilustrasi.
Kamu juga bisa belajar dari semangat yang ditunjukkan Abigail buat bisnis kamu ya! Jangan lupa tetap konsisten dan banyak belajar lagi untuk jadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk lihat produk Alixos Designs lebih banyak lagi, cek aplikasi atau website Moselo sekarang!
Penulis: Dessy Silitonga | Moselo
