Indiekraf.com – Hackathon santri, berangkat dari sebuah kenyataan yang agak kurang menyenangkan, dan harus kita akui bersama. Bahwa kita (kaum santri) agaknya sedikit tertinggal di bidang teknologi. Kita (kaum santri) agaknya juga kurang ‘ngopi’ di dunia teknologi, ataupun jika sudah ‘melek’ teknologi. Semisal, teman – teman santri disini, sudah bisa menguasai web development, mobile, atau bahkan bermain cloud computing. Adaptasi adalah menjadi persoalan selanjutnya, yang teman – teman harus hadapi.
Berbicara teknologi, bukan hanya sekedar berbicara tools/alat, bukan hanya sekitar ‘bagaimana cara membuat web’ atau ‘bagaimana cara membuat aplikasi kecerdasan buatan’. Tetapi, jika lebih dalam kita berbicara teknologi, kita akan bertemu berbagai macam hal – hal baru, mindset baru, sudut pandang baru, dan semua hal – hal yang asing dan tidak kita pernah dengar ketika kita menjadi santri. Semisal seperti, cynefin framework, disana kita berbicara tentang bagaimana kita mengkalsifikasikan masalah, juga ada disana computational thinking, agile, scrum, dan masih banyak lagi jargon – jargon berbahasa asing yang belum kita ketahui.
Tetapi pada intinya, dua hal yang sangat bertolak belakang, yaitu santri dan teknologi. Sebenarnya mempunyai satu kesamaan, jika kita terus mendalami kedua bidang tersebut. Yaitu ‘problem solving’ baik di dunia santri, maupun di dunia teknologi hal ini yang menjadi backbone / tulang punggung nya. Idealnya santri, akan belajar ilmu fiqh, ilmu kebahasaan, dan ilmu agama yang lain, dimana tujuannya untuk menyelesaikan masalah manusia. Begitu juga ketika kita berbicara teknologi.
Harapan Hackathon Santri?
Selain berangkat dari sebuah kenyataan yang kurang menyenangkan, Hackathon Santri juga berangkat dari sebuah harapan. Dimana harapan tersebut adalah bagaimana kita (kaum santri) dapat benar – benar, bisa ‘kawin’ dengan dunia teknologi, bukan hanya di area permukaan, tetapi sampai pada area inti dari teknologi.
Sehingga, pada akhirnya. Seorang pribadi santri yang sudah mempunya bekal kemampuan teknologi. Dapat benar – benar siap untuk mengekplorasi alam semesta, dan dapat sebaik – sebaik mungkin, melaksanakan mandat nya, yaitu menjadi khalifah di muka bumi.
Dari serangkaian acara yang telah dilakukan, akhirnya telah terpilih finalis 3 besar Hackathon Santri 2021. Ketiganya menurut juri mempunyai nilai produk yang menarik untuk diaplikasikan ke pondok pesantren. Berikut adalah poin singkat dari ketiga produk yang ditawarkan:
1. Santri Kita: sebuah produk dengan sistem manajemen pondok yang terintegrasi antara aplikasi web dan aplikasi mobile. Ditujukan kepada wali santri, pembina/pengasuh dan administrasi pondok.
2. Sistem Manajemen Pondok (ERP): Sebuah produk berbasiskan Enterprise resource planning dengan kompleksitas tinggi dalam pemanfaatan di berbagai manajemen dan administrasi kepesantrenan yang berbasis web.
3. AFA Management System: sebuah produk yang menawarkan perangkat IoT yang terintegrasi di perangkat kontrol air, yang nantinya digunakan untuk me-“manage” dan me-“monitor” penggunaan air lewat perhitungan debit air sehingga tidak ada air yang tidak termanfaatkan dengan baik.