Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri Kreatif

Starbucks untuk Kalangan Menengah Ke Atas, Mitos atau Fakta?

Indiekraf.com – Budaya atau kebiasaan masa kini yang banyak digandrungi adalah ‘ngopi’. Hal ini pastinya sudah jadi hal biasa bagi berbagai kalangan di Indonesia bahkan dunia. Bicara tentang hal ini, ada salah satu brand yang terkenal dengan minuman kopinya yaitu Starbucks. Dengan berbagai persepsi yang ada terhadap brand ini, tetapi apakah benar starbucks untuk kalangan menengah ke atas saja? Kenapa kedua hal tersebut seakan identik di mata masyarakat?




Starbucks untuk Kalangan Menengah Ke Atas, Mitos atau Fakta?

Dalam beberapa tahun terakhir, ‘ngopi’ menjadi bagian yang sangat dekat dengan masyarakat. Jika tadinya stigma terhadap kopi adalah ‘kopi hanya untuk orang tua’, kini hal tersebut berubah drastis. Banyak anak muda yang justru saat ini tertarik dengan minuman kopi. Meski budaya dalam menikmati kopi ini akan berbeda di setiap daerah, satu hal yang pasti adalah masyarakat kini hampir tak bisa jauh dari kopi. 

Jika bicara tentang kopi dan kebiasaan orang untuk ngopi sehari-hari, rasanya kita tak bisa lepas dari salah satu brand ini. Yap, Starbucks pastinya ada dalam benak kita jika membicarakan tentang tempat ngopi. Meski begitu, kenapa gerai Starbucks bisa ramai dengan cara yang berbeda dengan tempat ngopi lainnya? Benarkah Starbucks untuk kalangan menengah ke atas saja? Meski faktanya tak begitu, rasanya rasa ‘eksklusif’ belum bisa lepas dari citra brand tersebut. Kok bisa, ya?

Starbucks untuk Kalangan Menengah Ke Atas, Mitos atau Fakta?
Sumber : Instagram @starbucksindonesia

Target Market yang ‘Spesifik’ Jadi ‘Rahasia’ Mereka

Citra yang terbangun dari brand Starbucks sendiri memang terkesan eksklusif. Hal ini pun sempat menjadi bahasan di Twitter oleh para warganet. Tak sedikit dari masyarakat yang ternyata sempat kebingungan tentang bagaimana cara untuk memesan minuman di gerai tersebut. Ada pula yang merasa kesulitan dengan pemilihan menu yang tersedia. Dari berbagai perdebatan tersebut, bisa terlihat bahwa ada ‘perbedaan’ ketika kita pergi ke gerai yang biasa disingkat ‘Sbux’ ini dibanding tempat ngopi lainnya.

Tak bisa dipungkiri, Starbucks rasanya memiliki target pasar mereka yang ‘spesifik’. Dikutip dari Notesmatic, gerai kopi ini memang mengutamakan dua hal dalam bisnisnya. Hal itu adalah kualitas layanan dan strategi pemasaran. Dengan kualitas produk mereka yang apik, strategi pemasaran mereka pun bisa berjalan dengan sangat baik. Tak hanya menawarkan minuman dan makanan yang lezat, tentunya mereka juga menawarkan pelayanan seperti tempat dan suasana yang nyaman.

Namun, hal itu bukan berarti kalangan lainnya tak bisa menjajal tempat ngopi ini. Pastinya gerai mereka akan tetap terbuka untuk segala pasar yang tertarik untuk datang dan mencoba. Jadi, opini tentang ‘Starbucks untuk kalangan menengah ke atas saja’ rasanya tak perlu menjadi halangan untuk mencoba ngopi di sana ya!

Baca Juga Kenapa Artis Korea Selatan Semakin Mendominasi Dunia Hiburan di Indonesia?

Show More

Related Articles