Indiekraf.com – Universitas Islam Malang (UNISMA) semakin mantap dalam mewujudkan diri menjadi entrepreneurial university atau kampus kewirausahaan. Salah satu program yang diadakan adalah Speak Up Startup dengan tajuk 1000 Wirausahawan di Universitas Islam Malang, yang telah resmi diluncurkan pada Kamis, 20 Juni 2024 lalu. Program tersebut bermaksud untuk mendorong para mahasiswa menjadi wirausahawan sejak kuliah.
Wakil Rektor I UNISMA, Prof. Junaidi, yang turut hadir dalam peluncuran ini menyatakan bahwa dalam mendukung program Speak Up Startup tersebut, mata kuliah kewirausahaan menjadi wajib bagi seluruh program studi di UNISMA. Dari mata kuliah wajib tersebut, telah teridentifikasi dan terangkum dalam 17 bidang kewirausahaan mahasiswa di UNISMA. Untuk kemudian nantinya output dari kegiatan perkuliahan tersebut dapat menjadi startup dan berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan.
“Dalam konteks ini, aktivitas kewirausahaan kita dorong sedemikian rupa melalui berbagai jalur, salah satunya melalui kegiatan perkuliahan mata kuliah kewirausahaan yang wajib bagi semua program studi di UNISMA. Melalui bidang usaha yang ada itu akan kita dorong dan fasilitasi agar mahasiswa bisa menjadi startup yang kemudian berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan,” terangnya.
UNISMA turut melibatkan 64 dosen kewirausahaan yang ditargetkan dapat mencetak 1000 startup baru di kampus tersebut. Dosen-dosen tersebut masing-masing akan bertanggung jawab pada mahasiswanya dengan mendampingi tiap proses mahasiswa untuk kemudian hasilnya akan ditindaklanjuti dalam mengembangkan startupnya.
Acara yang diadakan di gedung Bundar UNISMA ini merupakan bagian dari penguatan jati diri UNISMA melakoni milestone keempat sebagai entrepreneur university, yang berfokus pada pengembangan universitas berbasis kewirausahaan selama periode 2023 hingga 2027. Disampaikan oleh Rektor UNISMA, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, ia menjelaskan bahwa UNISMA telah merumuskan pedoman penyelenggaraan entrepreneur di kampus yang telah disahkan sebagai panduan resmi.
Hal ini dilakukan karena UNISMA menyadari tantangan yang akan dihadapi di masa depan, termasuk ancaman PHK besar-besaran pada 2025-2030 akibat perkembangan teknologi digital. Oleh sebab itu, program Speak Up Startup ini juga bermaksud sebagai upaya menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan tersebut.
“Melalui seribu mahasiswa yang menjadi startup ini, dapat memberikan motivasi pada mahasiswa untuk menggunakan waktu sebaik mungkin di masa muda ini. Menjadi wirausahawan merupakan pilihan terbaik, mengingat berdasarkan sebuah riset menyebut bahwa pada 2025 mendatang akan ada PHK besar-besaran karena masuknya digitalisasi sehingga ada pergeseran tren pekerja di bidang tertentu,” ujar Prof. Maskuri.
Menurutnya, penting bagi mahasiswa untuk memiliki jiwa entrepreneur yang tidak hanya berorientasi pada penjualan produk, tetapi juga mencakup berbagai bidang keahlian. “Bukan hanya berorientasi berjualan, tetapi juga menjadi guru, teknokrat, ahli pertanian, ahli hukum, dan ahli kedokteran yang berjiwa entrepreneur,” tandasnya. UNISMA berkomitmen untuk mencetak para ahli di berbagai bidang dengan jiwa entrepreneur melalui program ini.
Antusiasme besar dari mahasiswa yang hadir menunjukkan besarnya minat mereka untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Dengan semangat seperti ini, UNISMA berharap dapat mencetak generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan jiwa entrepreneur yang kuat.
Selain itu, dalam peluncuran program Speak Up Startup ini juga diwarnai dengan dialog dengan sejumlah wirausahawan sukses untuk memberikan inspirasi pada mahasiswa. Narasumber yang hadir antara lain Ridwan Abadi, CEO Sinergi Business Solution, Transbara Wahyu, Founder Sidigs.com, dan M Ziaelfikar Albaba, CEO dan Co-Founder Indiekraf Indonesia dan Komunitas STASION.
“Ini saat yang paling baik untuk memulai sebuah usaha, mumpung masih tahap mahasiswa dan masih punya investor pribadi (orang tua). Harus punya mental yang kuat dan inisiatif yang tinggi untuk mulai menjadi seorang entrepreneur. UNISMA telah memfasilitasi sedemikian rupa, jangan hanya jadi event dan branding saja, tapi harus benar terwujud nyata dan terdata,” ujar M Ziaelfikar Albaba dalam kutipannya.