Indiekraf.com – Warga Jawa Timur tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya pecel. Kuliner tradisional khas Madiun yang tidak hanya bisa ditemukan di kota asalnya, melainkan juga berkembang di berbagai wilayah lain, seperti di Malang juga.
Salah satunya bisa ditemui di Jalan Tombro, tepatnya di sebuah kedai sederhana nan bersih, benama Petjel Van Madioen. Owner kedai, Andhika Yudha, seperti dilansir dari Republika.co via jajanmalang.com, bahwa sejatinya pecel bukan saja nikmat dinikmati pagi hari sebagai sarapan. Namun salad asli Indonesia ini juga enak dinikmati kapan saja.
“Kalau di Malang cuma untuk sarapan pagi,” ujar Andhika.
Andhika menerangkan warung-warung pecel di Madiun lebih banyak memanfaatkan waktu di malam hari. Hal ini tak lepas dari penyesuaian jadwal tutup toko-toko di pinggiran jalan.
Melihat situasi tersebutlah, Andhika akhirnya berani mencoba membuka kedai pecel yang berjualan dari sore hinga malam di Malang. Ia sengaja tidak mengambil waktu sarapan, agar berbeda dari kebanyakan kedai pecel lain di Kota Pendidikan ini.
Pecel Madiun yang disajikan Andhika terdiri dari daun kenikir, daun singkong, kembang turi, dan timun krai. Timun krai di Malang ukurannya lebih kecil. Teksturnya pun lebih lembek dan memiliki rasa layaknya labu saat direbus.
Pecel Madiun juga memasukkan petai Cina, kecambah, kemangi, dan kacang panjang. Aneka sayuran itu dipadukan dengan serundeng kelapa yang dimasak dengan daging sapi dendeng ragi. “Kelapanya untuk pecel, daging sapi nggak dipakai. Kalau mau tambah daging boleh, tapi yang wajib ada itu serundeng,” jelas pria lulusan Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Simak juga:
Andhika juga mencampur pecel dengan tempe orek kering dan sedikit nasi. Dia sengaja tak menyertakan sayur bayam dalam racikan pecelnya. Berdasarkan pertimbangan waktu, bayam dikenal menjadi beracun jika sudah melewati tiga jam. “Terus ada rempeyek kacang dan ada daun jeruk purut,” jelasnya.
Dari segi bumbu, Andhika menyatakan pecel Madiun memiliki perbedaan khusus. Bumbunya tidak menggunakan kencur tapi lebih menonjolkan daun jeruk.
Bahan bumbu pecel terdiri dari kacang tanah sangrai, cabai, gula merah, jeruk purut, dan garam. “Khasnya memang menonjolkan daun jeruk purut. Kalau Malang, ada kencurnya. Ini sebenarnya kelaziman saja tergantung selera,” tambah dia.
Tekstur sambal pecel berbahan kencur biasanya lebih encer. Tampilan ini berbeda jauh dengan sambal pecel Madiun yang agak kental. Warnanya juga lebih gelap karena pengaruh dari gula merah.