Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKriya

Mengenal Dapoer Seni Tatik Simanjuntak, Kreasi Glass Painting Asal Sukun Kota Malang

Indiekraf.com-Hobi menggambar atau juga melukis nyatanya bisa menjadi ladang bisnis yang cukup menggiurkan, seperti yang dilakukan oleh Tatik Sumanjuntak, salah seorang warga sukun Kota Malang yang menggeluti usaha kreasi glass painting atau melukis kaca dengan brand ‘Dapoer Seni Tatik Simanjuntak’.

Konsep tradisional diusung dengan tema-tema motif batik dan wayang menjadi produk ciri khas Tatik. Menurutnya motif tradisional tersebut sebagai seni rupa pertama di Indonesia yang harus dilestarikan. Tatik mengungkapkan pelestarian motif batik dan wayang menjadi salah satu misi yang ia bawa dalam menjalankan usahanya. Ia berusaha melestarikan motif yang termasuk seni rupa pertama di Indonesia dengan metode yang berbeda, yaitu melalui karya lukis kaca.

“Saya mengawali usaha glass painting ini dari hobi melukis di media kanvas. Saya pun banyak mengikuti pameran dalam dan luar kota. Tahun 2007, saat mengetahui ada cat transparan saya pun lebih tertarik melukis di media kaca. Sebab lebih banyak eksplorasi dengan media yang beragam dan lebih mempunyai nilai jual,” ungkap Tatik melansir dari malangkota.go.id.

Tatik mengatakan ada tiga bagian waktu perjalanan dalam usaha glass painting yang ditekuninya. Pada tahun 2007 hingga 2021, ia mengerjakan karya lukisnya di semua media kaca murni seperti botol bekas, toples, gelas dan kaca datar.

Baca juga:

Kemudian di tahun 2012 sampai 2018, ia mengerjakan dan memadukan unsur kaca dan kayu menjadi barang-barang yang memiliki fungsi seperti kotak air mineral gelas, kotak tisu, kotak perhiasan dan lain-lain.

“Tahun 2018 terjadi kelangkaan cat yang produk Italia, Prancis, dan Belanda. Puncaknya pada tahun 2019 hampir tidak ada sama sekali, hanya tinggal tiga warna di satu-satunya toko penjual cat kaca, yaitu warna biru tua, hitam dan putih. Di tahun tersebut saya sama sekali tidak bisa produksi, maka solusinya saya harus produksi cat sendiri dengan uji coba berkali-kali gagal,” ujarnya.

Setelah melalui proses panjang itu, saat ini Tatik sudah bisa memproduksi cat sendiri. Dapoer Seni Tatik Simanjuntak yang sebelumnya bernama Sriwijaya Art ini juga memberi banyak pelatihan-pelatihan glass painting pada komunitas-komunitas dengan biaya yang sangat terjangkau sebagai bagian dari misinya. Sehingga selain mengembangkan hobi, ia juga ingin memberikan pembelajaran terhadap masyarakat luas akan glass painting.

“Harapannya dengan pembelajaran dan pelatihan kepada masyarakat akan glass painting bisa dieksplorasi menjadi hobi atau menjadi mata pencaharian yang bisa dikerjakan di rumah untuk menambah income. Sejak awal berusaha, glass painting ini mempunyai pelanggan dari Australia yang rutin memesan sejak tahun 2007. Selain itu ada beberapa pelanggan yang untuk dijual lagi atau reseller juga kolekdol di mana setelah dikoleksi terus dijual,” paparnya.

Melalui karya lukis kaca ini berbagai prestasi pun telah diraih Tatik, seperti pada tahun 2013 masuk seleksi 21 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ikon Jatim untuk mewaki pameran Indonesian Craft (Inacraft) di JCC Jakarta. Pada 2018, ia meraih juara satu pelatihan membatik di Hotel Pelangi. Tahun 2020 juara satu lomba daur ulang dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kemudian di tahun 2021 masuk nominasi UMKM Award yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

Baca juga:

“Harapan dan rencana ke depan adalah mengembangkan metode glass painting khas Dapoer Seni Tatik Simanjuntak, serta mengembangkan produksi cat. Selain itu, juga tetap membuka kursus dan pelatihan, antara lain kursus dan pelatihan glass painting dan penyediaan cat kaca, kursus dan pelatihan prodo dan print prodo manual serta penyediaan cat prodo serta kursus dan pelatihan desain batik klasik. Bagi yang tertarik dengan karya glass painting ini dapat langsung ke rumah di Jl. Merak Selatan Nomor 7A Sukun Malang,” tandas Tatik.

Show More

Related Articles

Back to top button