Indiekraf.com – Terungkap, tenyata porsi nilai investasi startup di Singapura ternyata masih jauh lebih tinggi dibandintgkan dengan Indonesia, meskipun secara general jumlah startup di Indonesia masih lebih banyak.
Dilansir dari laporan perusahaan modal ventura Centro Ventures via Bisnis.com, Indonesia memang bersaing ketat dengan Singapura sebagai penerima investasi startup di Asia Tenggara pada medio 2021. Dalam laporan tersebut terungkap, bahwa modal ventura yang datang ke Tanah Air hanya sekitar 42% se Asia Tenggara.
Jumlah tersebut termasuk mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 2020 yang mencapai 68%. Pada periode yang sama, porsi nilai investasi startup yang masuk ke Singapura meningkat 14% pada 2020 menjadi 34% pada 2021.
Jumlah ini menurun dibandingkan 2020 yang sebesar 68 persen. Pada periode yang sama, porsi nilai investasi ke startup Singapura naik dari 14 persen pada 2020 menjadi 34 persen pada 2021.
“Sementara Indonesia terus menarik bagian modal terbesar, Singapura dan Filipina meningkatkan pangsa mereka secara signifikan,” demikian tulis laporan Cento Ventures tersebut.
Adapun dikatakan bahwa pendanaan ke startup Singapura didorong oleh putaran besar dari Ninjavan, Carro, Nium, Aspire, Properti Guru, dan Carousell. Menurut Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira, sedari dulu Singapura telah dianggap sebagai hub investasi sebelum ke Indonesia, Vietnam, dan Filipina.
“Hub investasi di bagian venture capitalnya ada di Singapura base-nya. Memang dari dulu begitu dan sepertinya posisi itu juga karena regulasinya lebih kondusif, kemudian juga iklim investasinya lebih supporting pada iklim venture capital sehingga terlihat pendanaannya besar padahal penduduknya tidak banyak,” kata Bhima, Kamis (28/4/2022).
BACA JUGA:
Selain itu, sambung Bhima, hal itu dikarenakan banyak perusahaan startup yang beroperasi di Indonesia, tetapi kantor pusatnya berada di Singapura dan Indonesia hanya sebagai kantor atau lokasi pemasaran. “
Itulah kenapa posisinya masih besar di Singapura. Akan tetapi, ujung-ujungnya pasar yang paling besar tetap salah satunya Indonesia kalau di Asean ini. Apalagi perkembangan investasi startup makin menarik dan berkembang,” tambah Bhima.
Sebagai informasi, secara total, Cento Ventures mencatat ada 942 kesepakatan investasi di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu. Jumlahnya melonjak dibandingkan 2020 sebanyak 700.
Nilai investasi dari modal ventura ke startup Asia Tenggara juga meningkat hampir 70 persen dibandingkan 2020 menjadi US$14,2 miliar atau Rp204,7 triliun selama tahun lalu. Porsi nilai investasi dari modal ventura ke startup Indonesia adalah 42 persen.
Artinya, pendanaan ke perusahaan rintisan Tanah Air sepanjang tahun lalu sekitar US$5,96 miliar atau sekitar Rp85,8 triliun. Sementara Singapura mencatatkan US$4,83 miliar atau sekitar Rp69,6 triliun. Angka ini terus bersaing ketat sejak lima tahun terakhir dengan jarak nilai investasi paling tinggi terjadi di tahun 2018.
Pada saat itu nilai investasi startup di Indonesia mencapai US$8,69 miliar atau sekitar Rp125 triliun. Sementara Singapura, nilai investasi startup-nya sekitar US$2,39 miliar atau setara Rp34 triliun.