Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Digital KreatifKabar KreatifPeriklananTips Kreatif

Bukan Hanya Adsense, Ini 3 Alternatif Pendapatan Dari Channel YouTube!

Indiekraf.com – Monetasi Adsense selama ini jadi banyak tujuan utama konten kreator ketika bekreasi di platform video YouTube. Namun sebenarnya, ada kok beberapa cara mendapat pendapatan dari YouTube selain hanya mengandalkan Adsense.

Banyak diantara konten kreator yang memang mentargertkan bisa meraih pendapatan dari YouTube melalui program YouTube Partner Program (YPP) alias monetasi melalui unit iklan Google Adsense.

Namun di masa sekarang, bukan hal mudah untuk bisa menjadi konten kreator rekan kerja YouTube tersebut. Karena, untuk bisa video mu mendapat iklan dari Google, kamu perlu memenuhi persyaratan minimal dari YouTube yang terbilang tidak mudah. Yaitu kamu bisa mengajukan aplikasi YPP ketika channel YouTube mu sudah meraih minimal 1000 subscriber + 4000 jam tayang (240.000 menit) dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Photo by Adam Fejes from Pexels

Setelah persyaratan tersebut terpenuhi, bukan berarti channel kamu otomatis sudah diterima oleh YPP. Tim YouTube akan terlebih dahulu melakukan peninjauan, demi memastikan kelayakan channel mu mendapatkan sharing profit dari iklan. Proses ini bisa memakan waktu beberapa jam sampai beberapa minggu.

Nah, bagi kalian yang masih kesulitan untuk memenuhi persyaratan dari YouTube untuk bisa monetasi Adsense, sebenarnya ada beberapa cara agar channel kalian tetap bisa mendapatkan pendapatan selain bagi hasil dari Google tersebut. Seperti apa saja carannya? Yuuk simak di sini:

  1. Afiliasi 

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk bisa mendapatkan cuan meski channel belum monetasi dari YouTube, adalah bergabung dengan program afiliasi yang banyak dibuka oleh berbagai market place, seperti Lazada misalnya. Atau juga layanan penyedia domain dan hosting, seperti Niaga Hoster.

Apa sih Afiliasi itu? Afiliasi merupakan sebuah sistem, di mana kita akan menjualkan barang/ jasa dari produsen, melalui produk digital kita. Nantinya konten kreator, akan mendapatkan bagi hasil dari setiap barang/ jasa yang berhasil terjual melalui channel kita.

Ya, misalnya untuk market place, kamu bisa bikin review barang, atau hal – hal yang berkaitan dengan produk yang akan kamu afiliasi. Kemudian tinggal cantumkan link pembelian/ informasi di bagian deskripsi.

Jika dilakukan dengan telaten, afiliasi juga bisa menjadi sumber penghasilan yang lumayan. Karena rata – rata bagi hasil (komisi) yang ditawarkan antara 2.5% – 20% lho.

Hanya saja untuk afiliasi, kamu juga wajib memperhatikan apakah jasa/ produk yang akan kamu tawarkan, bertentangan atau tidak dengan kebijakan komunitas YouTube. Karena jika melanggar, justru akan membahayakan channel mu. Beberapa produk yang dinilai melanggar seperti, rumah judi, minuman keras, senjata tajam dan lain – lain.

Baca juga:
pict source: pexels-pixabay-221181
2. Dropship 

Cara yang kedua ini, dropship sebenarnya hampir mirip dengan afiliasi. Hanya saja bedanya, dengan dropship kamu bisa punya toko online sendiri. Kalau afiliasi, kita hanya menjadi semacam ‘makelar’ yang menghantarkan customer ke toko  – toko online (marketplace) terkait.

Jika memilih dropship, maka kamu perlu memilih produsen yan bisa dipercaya untuk bisa mengirimkan barang dengan amanah. Sehingga tidak akan menggangu hubungan mu dengan customer dan subscriber sebagai audiens utama di channel mu. Karena sebagai dropshiper, channel YouTube mu bisa dibilang jadi marketing utama dari toko online yang sedang kamu kelola.

Dibanding afiliasi, dropship sebenarnya menjanjikan keuntungan yang lebih besar. Hal tersebut karena kita bisa menentukan sendiri berapa besar cuan yang mau diambil dari tiap penjualan. Hanya saja, sistem dropship akan lebih ribet dibanding afiliasi. Selain wajib punya toko sendiri, kamu juga harus tetap mengawasi bagaimana pembayaran dan pengiriman barang tersebut.

Photo by Maik Kleinert from Pexels
3. Endorsement/ iklan offline 

Jika memang channel mu punya potensi view yang oke, namun subscriber belum terlalu banyak. Boleh jadi endorsment dan iklan secara offline akan menjadi solusi.

Kamu bisa mulai mencari endorsement dan iklan dari perusahaan, UMKM, atau unit – unit usaha offline yan ada di sekitar mu. Bermodal data dari YouTube analitik yang diolah dan disajikan secara menarik, tentu akan jadi magnet untuk para produsen offline mau memasang iklan di channel mu, atau juga memberikan endorsment produk.

Selain data analitik, yang kamu butuhkan untuk mendapatkan endorsement, adalah niche yang tepat dari channel mu yang berhubungan langsung dengan produk yang kamu incar. Misalnya channel mu adalah soal memancing, maka toko – toko, atau bahkan kolam pancing yang ada di kota mu, bisa jadi calon pengiklan potensial di channel mu.

sistem endorsement dan iklan offline ini, justru punya potensi pendapatan yang besar. Bahkan bisa – bisa lebih besar dari Adsense yang selama ini kalian kejar – kejar. Hanya saja memang perlu kesabaran ekstra dan analisa yan tepat, untuk bisa mendapatkan endorsment dan iklan offline dengan baik. Mulailah dari nilai terkecil, jangan langsung jual mahal untuk memulai endorsment dan iklan offline ini.

Baca juga:

Itulah tiga alternatif monetasi channel YouTube, selain mengandalkan dari YPP (Adsense). Semoga bisa membantu, dan terus membuat kalian para konten kreator tetap bersemangat, memproduksi konten kreatif yang positif.

Show More

Related Articles