Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifInsightKabar KreatifKulinerMbois Media

Cara Kreatif Pelaku Industri Tempe Malang Dalam Menyiasati Harga Kedelai Naik

Indiekraf.com – Harga kedelai baru-baru ini telah mengalami lonjakan yang cukup drastis. Jika biasanya satu kilogram kedelai dijual dengan kisaran harga Rp6.000 hingga Rp7.000, kini harganya melambung hingga mencapai Rp9.000 per kilogram. Hal ini justru memberikan dampak pada pelaku industri tempe di Indonesia, khususnya Kota Malang.

Jika banyak industri di Indonesia yang melakukan mogok produksi, para pelaku industri tempe yang berada di sentra tempe sanan Kota Malang justru memiliki cara yang kratif untuk menyiasati kenaikan harga kedelai tersebut. Mereka tidak menghentikan proses produksi dan tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar. Caranya adalah dengan memperkecil ukuran tempe yang dibuat.

Baca juga Simak! 5 Kuliner Ekstrem yang ada di Indonesia, Berani Coba?

Dikutip dari viva.co.id, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Malang, Chamdani mengatakan bahwa terdapat sekitar 300 produsen tempe yang harus tetap bertahan ditengah naiknya harga kedelai. “Ada 300 produsen tempe di wilayah Sanan, yang kami lakukan adalah modifikasi pada ukuran tempe saat terjadi kenaikan harga bahan baku. Jumlah produksi, kurang lebih 17,5 ton per hari,” ujarnya.

Proses produksi harus tetap berjalan. Apalagi bagi masyarakat Malang Raya yang menjadikan tempe sebagai makanan pokok sehari-hari yang wajib dihidangkan di meja makan. Sehingga, adanya pengecilan ukuran tempe bisa jadi bukanlah masalah yang besar.

Baca juga 5 Rekomendasi Kuliner Pedas di Malang, Siapa Berani?

Para pelaku industri tempe di Malang memutuskan untuk mengecilkan ukuran tempe daripada memilih untuk ikut menaikan harga. Hal tersebut dikarenakan kondisi ekonomi yang masih lemah akibat pandemi Covid-19. Sehingga, bisa menjadi riskan jika harga tempe ikut naik mengikuti harga kedelai. Namun tak menutup kemungkinan jika terdapat beberapa pelaku industri tempe yang memilih untuk menaikkan harga.

“Yang dilakukan adalah dengan memodifikasi ukuran tempe agar tetap bisa menutupi biaya produksi. Tetapi beberapa pengusaha juga ada yang memilih menaikkan harga tempe. Sejauh ini untuk bahan baku masih lancar. Kemungkinan besar akhir Februari atau awal Maret harga kedelai cenderung menurun,” tambah Chamdani.

Referensi

[1] Harga Kedelai Naik, Ini Jurus Perajin Tempe di Malang Tetap Eksis

Show More

Related Articles