Indiekraf.com – Film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” hadir sebagai film adaptasi layar lebar dari novel yang sempat menjadi kontroversial di Indonesia. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini menampilkan perjalanan spiritual yang mendalam dan berbagai konflik batin dari tokoh utamanya. Berikut fakta-fakta menarik dari film tersebut yang telah Indiekraf rangkum dari berbagai sumber.
Diadaptasi dari novel berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur!” karya Muhiddin M Dahlan
Film layar lebar “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” berangkat dari sebuah novel berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur!” karya Muhiddin M Dahlan yang rilis pada 2003. Novel tersebut kabarnya sempat menjadi kontroversial di kalangan masyarakat karena kisahnya terkait dengan seorang perempuan muslimah yang taat, tetapi kemudian kecewa dengan Tuhan sehingga akhirnya menjadi seorang pelacur.
Novel tersebut mengandung kritik sosial terhadap organisasi radikal dan oknum yang otoriter serta dogmatis. Selain itu juga mengandung cerita yang dapat memicu trauma atau ketidaknyamanan, terutama terkait dengan pelecehan seksual. Film ini, seperti novelnya, mengandung cerita yang serupa.
Diperankan oleh Aghniny Haque
Karakter utama dalam film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” diperankan oleh Aghniny Haque sebagai Kiran. Aktris tersebut juga pernah membintangi sejumlah film ternama lainnya, seperti Pemandi Jenazah (2024), Qorin (2022), KKN di Desa Penari (2022). dan Mencuri Raden Saleh (2022). Selain menjadi aktris, Aghniny Haque juga pernah menjadi atlet taekwondo.
Mengangkat isu sensitif di Indonesia
Sesuai dengan novelnya, film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” membawakan isu-isu sensitif yang jarang dibicarakan secara terbuka di Indonesia. Film ini mengangkat isu-isu seperti pelecehan seksual di lingkungan keagamaan, penindasan, pengkhianatan, ketimpangan kuasa antar laki-laki dan perempuan, hingga prostitusi.
Hasil kolaborasi tim profesional
Film ini merupakan hasil kolaborasi dari tim profesional, seperti Raam Punjabi sebagai produser, Ifan Ismail sebagai penulis naskah, Fajar Ahadi sebagai penata musik, Satria Kurnianto sebagai sinematografer, dan Haris F. Syah sebagai penyunting. Hasil kolaborasi ini menghasilkan film yang apik dan mampu menggugah emosional penonton.
Tayang perdana di festival film
Sebelum tayang untuk publik bebas, film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” sebelumnya pernah ditayangkan di Jakarta Film Week 2023 pada 27 Oktober 2023 lalu. Selain itu juga pernah ditayangkan di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023. Untuk rilis publiknya di bioskop Indonesia, film ini tayang pada 22 Mei 2024 lalu.
Digarap sejak sebelum pandemi
Kabarnya, film ini telah rampung ditulis ceritanya oleh Hanung Bramantyo dan Ifan Ismail sejak sebelum pandemi. Namun, pada saat itu belum ada banyak studio yang terang-terangan mau mengerjakan film ini. Hingga kemudian skenario tersebut diterima oleh Raam Punjabi dan menahkodai MVP Pictures.
Masuk nominasi penghargaan film
Berdasarkan unggahan di laman Instagram resminya, film ini telah mendapatkan beberapa nominasi dalam beberapa penghargaan film. Beberapa nominasi tersebut adalah sebagai berikut:
Festival Film Indonesia 2024: Pemeran utama perempuan terbaik (Aghniny Haque), Pemeran pendukung pria terbaik (Donny Damara), Penulis skenario adaptasi terbaik (Ifan Ismail), dan Penyunting gambar terbaik (Haris F. Syah).
IMAAWARDS 2024: Pemeran utama wanita terfavorit (Aghniny Haque), Pemeran pendukung pria terfavorit (Donny Damara), dan Pemeran pendukung wanita terfavorit (Djenar Maesa Ayu).
Telah ditonton lebih dari 600 ribu kali di bioskop
Diunggah di instagram resminya, film ini tercatat telah ditonton sebanyak 655.725 kali di bioskop per-25 Juni 2024.
Telah hadir di Netflix dengan judul Harlot’s Prayer
Kabarnya, fim “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” ini telah tayang di layanan streaming Netflix dengan judul Harlot’s Prayer.
Sinopsis film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa”
Film ini mengisahkan tentang Kiran (Aghniny Haque), seorang perempuan yang tekun berdakwah dan menerapkan prinsip-prinsip syariat Islam dalam kehidupannya. Dalam kehidupan beragamanya, Kira kerap memperjuangkan sistem khilafah yang dianggapnya sesuai dengan ajaran Islam. Namun, di sisi lain Kiran merasa bersalah karena kondisi keluarganya yang serba kekurangan.
Ayahnya sakit-sakitan tetapi masih mengiriminya uang dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, yang sama merasakan kesulitan ekonomi. Walaupun begitu, Kiran tetap berupaya terus berdakwah sambil berbakti kepada orang tuanya.
Perjalanan Kiran tidak berjalan dengan mulus. Ia malah terlibat dengan orang-orang yang memanfaatkan agama untuk kejahatan. Terdorong oleh kesulitan ekonomi, Kiran juga menerima tawaran dari ulama ternama untuk menikah dengannya dan menjamin nafkah. Tetapi kemudian ternyata banyak hal mengejutkan yang terkuak dan mengubah hidup Kiran secara drastis. Mulanya ia adalah seorang perempuan religius unggulan kemudian menjadi buruan yang dicap telah melecehkan ulama besar.
Trailer film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa”
“Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” menjadi lebih dari sekadar film adaptasi dari novel saja, ia menghadirkan refleksi mendalam tentang perjalanan spiritual dan isu sosial yang sensitif di Indonesia. Walaupun begitu, melalui perpaduan tim produksi yang profesional, film ini menawarkan perspektif yang dapat menggugah tentang isu keagamaan maupun kekuasaan antar gender hingga mendapatkan respon positif dari beberapa festival film. Sudah tersedia di Netflix, kamu bisa ikut menonton film ini di layanan streaming tersebut. Selamat menonton!