Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Acara KreatifIndustri KreatifKabar Kreatif

Duduk Bareng, Insan Kreatif Malang Cari Jurus Akselerasi Bareng Bank Indonesia dan STASION

Indiekraf.com – Meskipun industri dan ekonomi kreatif di Malang tampak terus tumbuh dan berkembang, namun hal tersebut tidak membuat insan kreatif di Malang Raya bersantai. Masih banyak keresahan yang mereka rasakan hingga saat ini.

Beberapa keresahan tersebut antara lain seperti masih minimnya akses permodalan, literasi, karakteristik dan ciri khas dari Kota Malang, serta juga bagaimana belum adanya ketersambungan dan kesinambungan dari akademisi dan pelau industri kreatif.

Hal tersebut terungkap dalam Diskusi Kreatif bersama Bank Indonesia dan STASION di MCC Malang, dengan tema “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Digital Malang Raya Menuju Kejayaan Ekonomi Indonesia” pada Jumat (24/11). Diskusi ini yang dimoderatori oleh M Ziaelfikar Albaba selaku Koordinator STASION ini menampilkan tiga narasumber, yaitu pelaku industri fashion Dr.. Agus Sunandar, Akademisi dari Polinema Dr Aang Afandi, dan founder Jagoan Indonesia Dias Satria Ph.D.

Industri kreatif tidak bisa beridiri sendiri, mereka butuh pasar dan permintaan. Dalam hal ini kita harus menciptakan pasar. Saya sendiri melakukan nya melalui pembentukan komunitas. Sehingga bisa tercipta ekosistem untuk ekraf nya,” ucap Agus Sunandar dalam paparannya.

Sementara, Dr Aang lebih menyoroti, bagaimana ciri khas ekraf di Kota Malang ataupun Malang Raya yang belum terbentuk secara tersistem dan masih parsial. Karena sejatinya hal tersebut bisa dibentuk dalam sebuah ekosistem yang bisa saling menopang.

“Dari pengamatan saya, di Malang belum memiliki ciri khas yang luar biasa dan jadi ikon bersama. Seperti halnya di Yogyakarta. Ini yang harus kita ciptakan, dan nantinya akan membentuk ekosistem bersama, mulai produsen, pemerintah hingga customer. Tidak bisa kalau bergerak secara parsial,” ungkapnya.

Korelasi dan hubungan antara pelaku ekraf dengan akademisi juga menjadi sorotan dari Dias Satria, menurut pria yang akademisi di Universitas Brawijaya tersebut, ke depan perlu ada kolaborasi yang lebih baik antara industri dengan akademisi yang selama ini memang intens melakukan penelitian dan pengembangan.

BACA JUGA:

“Antara industri kreatif dan akademisi harus terus intens terkoneksi. Apapun jenis industri kreatifnya, mulai kriya hingga digital. Karena memang di ranah akademisi bisa melakukan penelitian dan pengembangan. Begitu juga dengan para peneliti yang harus bisa lebih intens lagi dalam memahami kebutuhan industri. Yang mana hasil penelitiannya sebisa mungkin bisa bermanfaat bagi masyarakat dalam waktu lama,” ucap Dias.

Adapun Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Achmad Subarkah mengutarakan, bahwa forum – forum diskusi seperti ini yang mampu mempertemukan para pemangku kebijakan di ekosistem industri kreatif perlu terus diadakan, guna bisa mendapatkan soluusi bersama.

“Harapannya, semoga ke depan tidak hanya menjadi catatan notulensi, namun solusi – solusi yang kita dapatkan di forum seperti ini, bisa terwujud dalam action plan yang nantinya akan membawa Malang Raya menuju kejayaan ekonomi. Dalam hal ini Bank Indonesia tentu akan terus memberikan dukungan dalam beragam bentuk,” kata nya.

Diskusi bersama ini sendiri dihadiri tidak kurang dari 50an peserta, yang terdiri dari para pelaku industri kreatif dari beragam sektor, akademisi, perwakilan pemerintah, media, perbankan dan beragam komunitas yang terkait dengan ekonomi kreatif dari Malang Raya.

Peserta forum diskusi yang hadir pun bersepakat bahwa Malang Raya masih perlu begitu banyak perbaikan, akselerasi dan juga kolaborasi antar sektor, dalam hal menuwudjkan ekosistem industri kreatif yang sehat dan mampu mebawa kejayaan bersama.

Show More

Related Articles