Indiekraf.com – Malang Photo Club (MPC) sebagai salah satu komunitas fotografi tertua di Kota Malang selalu berupaya memperkaya kreativitas seni fotografi di berbagai kalangan masyarakat.
MPC yang berada dibawah naungan Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia (FPSI) kembali menggelar pameran karya foto tahunan dari para anggotanya yang bertajuk Mata Emas ke-V. Mulai 12 – 15 Maret 2020 di Dilo Malang, Telkom Kayutangan, Jl Jendral Basuki Rahmat No. 7 – 9, Malang .
Ketua Panitia Arianto mengatakan, kegiatan Mata Emas ke-V kali ini cukup istimewa. Selain 100 bingkai foto yang dipamerkan, ada pula edukasi foto dengan hadirnya fotografer senior Dr. Yuyung Abdi yang akan berbagi tentang Peluang dan Tantangan Industri Fotografi di Era Disrupsi 4.0 di acara Panggung Fotografi.
“Sedangkan bagi penggemar mini figure, jangan lewatkan kesempatan untuk Bedah Karya Mini Figure Photography oleh Fotografer Senior Mini Figure dari Sidoarjo, Nias Djunaidi Abdillah,” terangnya, Rabu (11/3/2020).
Arianto memaparkan, keseruan acara bertema Bisa Memotret Semua, Semua Bisa Memotret ini juga dimeriahkan dengan hunting foto Miniature Figure Bersama NMF87 (Ngalam Mini Figure ‘87) serta Hunting Foto Model Cosplay Photohunt bertajuk “Anime In Town”.
Ia juga mengingatkan bahwa ada Lomba Foto Marathon berhadiah jutaan rupiah yang digelar di hari Minggu, 15 Maret 2020.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menambah pengetahuan anggota maupun penggemar fotografi di mana saja dalam menghadapi perkembangan teknologi di dunia fotografi saat ini,” tukas Arianto.
Acara akan dibuka pada Kamis (12/3/2020) pukul 18.00 WIB, yang akan dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng dan music performance oleh Debora & Friends bersama Brawijaya Orkestra.
Ketua Malang Photo Club Hiapy Suryakusuma menuturkan, Mata Emas merupakan pameran karya terbaik para anggota setelah melalui proses seleksi dan penjurian dari lomba tematik bulanan.
Tema tersebut meliputi Travel Photography, Monochrome, Food & Culinary Fotography hingga tema I Love Indonesia, hasil dari sedikitnya 75 anggotanya saat ini.
“Kami sengaja menampilkan beragam genre dan aliran fotografi, agar para anggota dapat belajar dan meningkatkan interaksi dengan sesama anggota maupun fotografer lain bukan hanya di Malang namun seluruh Indonesia,” tandasnya.(*)