Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifInsightKabar KreatifKreatif Tourism

Sektor Pariwisata ‘Babak Belur’, Kemenparekraf Gandeng Konsultan Asing

Indiekraf.com – Pemerintah tidak bisa tinggal diam ketika melihat banyak tempat wisata di Indonesia yang merugi karena pandemi Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membantu membangkitkan kembali sektor pariwisata tanah air. Kali ini, Kemenparekraf akan bekerjasama dengan konsultan asing untuk merancang strategi yang tepat dalam pemulihan tempat wisata dalam negeri.

Dikutip dari kontan.co.id, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Wishnutama Kusubandio menyatakan telah melakukan kerjasama dengan Roland Berger. Konsultan asal negeri Jerman tersebut merupakan sebuah perusahaan independen yang juga telah membantu banyak negara lain.

Baca juga Dukung Pariwisata Bromo, Pemkot Malang Bakal Siapkan Hal Ini

“Kami telah menghire sebuah konsultan yang telah menangani Vietnam, Thailand, dan Dubai. Namanya Roland Berger untuk membantu kami melakukan strategi-strategi [pariwisata],” ujar Wishnutama. Hal tersebut disampaikan langsung pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas, hari Jum’at (27/11) kemarin. Nantinya, Roland Berger akan membantu membantu Kemenparekraf untuk menjalankan berbagai strategi dalam memulihkan kembali pariwisata Indonesia.

Roland Berger adalah sebuah perusahaan independen dari Jerman yang didirikan pada tahun 1967. Dengan ‘jam terbang’ lebih dari 50 tahun, kini mereka telah memiliki 2.400 karyawan yang tersebar di 35 negara. Entrepreneurship, excellence, dan empathy adalah tiga nilai fundamental yang mereka jadikan komitmen untuk terus berkembang.

Baca juga Pedesaan Akan Jadi Fokus Pemerintah Untuk Kembangkan Pariwisata

Salah satu stategi yang akan dilakukan oleh Wisnutama untuk mengembangkan pariwisata Indonesia adalah dengan cara mengubah quantity tourism menjadi quality tourism. Hal ini dilakukan karena berkaca dari Australia yang mampu mendapatkan devisa sebesar US$ 45 miliar dengan jumlah wisatawan yang hanya sekitar 10 juta per tahunya. Meski begitu, strategi tersebut tentunya akan memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi Indonesia.

Selain itu, mantan CEO Net TV tersebut juga mengatakan jika Indonesia tetap harus mempertahankan karakter asli pariwisata yang ada di setiap daerah. “Jangan sampai kita membuat sesuatu yang modern sehingga experience yang diharapkan wisatawan dan keunikan dan budaya yang diharapkan menjadi hilang. Begitu juga dengan kuliner,” ujarnya.

Referensi

[1] Kemenparekraf gandeng konsultan asing untuk bantu jalankan strategi pariwisata

Show More

Related Articles