Indiekraf.com-Era digital yang semakin hari makin berkembang pesat, membuat setiap orang mau tidak mau harus bergerak ke arah digital. Beragam sektor kini banyak dilakukan secara digital, mulai sekolah, kerja hingga belanja semuanya menggunakan sistem digital, apalagi di era new normal di masa pandemi covid-19 ini.
Di tengah gempuran teknologi digital di masa sekarang, minat baca masyarakat justru terbilang masih rendah. Padahal, sumber daya manusia yang berkualitas menjadi aset berharga bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Menurut UNESCO, tingkat literasi di Indonesia adalah 0,001 persen, yang artinya hanya satu orang dari seribu orang Indonesia yang memiliki minat membaca.
Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan electronic library ‘Ruang Buku Kominfo’ guna memacu minat baca masyarakat.
Baca juga:
“Melihat efektivitas dan efisiensi dari perpustakaan digital, Kementerian Kominfo, sebagai punggawa transformasi digital di Indonesia pun berinisiatif untuk membuat perpustakaan digital yang bertajuk Ruang Buku Kominfo,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba melansir dari uzone.id.
Di era serba digital seperti sekarang, orang sudah tidak perlu lagi beraktivitas untuk menuju ke toko buku, masyarakat tak perlu lagi jauh-jauh pergi ke perpustakaan offline.
“Orang tidak perlu antri di toko buku untuk membeli buku, tidak perlu memenuhi lorong-lorong perpustakaan untuk membaca buku. Bahkan orang tidak perlu menenteng buku fisik kemana-mana,” tuturnya.
Perpustakaan offline kemenkominfo saat ini memiliki 3.378 eksemplar dari 2.137 judul buku. Ditambah 10 ribu buku koleksi Departemen Penerangan yang masih dalam proses integrasi. Untuk ePerpus sendiri, Kemenkominfo memiliki 254 judul buku dengan 119 pengguna terdaftar.
Dengan e-library ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk membaca dan mengakses buku dari perangkat mereka masing-masing, kapanpun dan dimanapun. Bahkan, mereka tak perlu keluar rumah untuk mendapat pengetahuan baru.
“Artinya, Work From Home atau pun School From Home tidak menjadi alasan untuk tidak membaca.” tandas Sekjen Kementerian Kominfo.