Indiekraf.com-Dua raksasa teknologi Indonesia, Gojek dan Tokopedia telah secararesmi bersatu, hal inipun banyak diapresiasi oleh setiap kalangan. Meski diapresiasi banyak pihak, pakar siber menginginkan agar kedua perusahaan tersebut mampu memberi perhatian lebih khususnya pada keamanan data para pelanggan setianya.
Pakar siber dari CISSReC, Pratama Persadha mengatakan jika bergabungnya Gojek dan Tokopedia mampu lebih fokus pada pengelolaan data khususnya keamanan data para pelanggan. Apalagi dua perusahaan besar itu mengelola data pelanggan yang tentunya dalam skala besar, apalagi pada pertengahan tahun 2020 lalu, Tokopedia pernah digegerkan dengan bocornya 91 juta lebih data pengguna.
“Namun patut dicermati juga bahwa keduanya juga punya pengalaman kurang baik pada sistem informasinya. Tokopedia pada pertengahan 2020 digegerkan dengan bocornya 91 juta lebih data pemakai dan Gojek beberapa kali mengalami fraud pada banyak pemakai GoPay,”kata Pratama Persadha melansir dari uzone.id.
Baca juga:
Lebih lanjut Pratama mengatakan jika semakin besar platform, maka semakin besar pula tantangan yang akan dihadapi oleh pengelola, apalagi kejahatan siber semakin marak. Bukan hanya hacker lokal saja yang mengincar, namun hacker dari luar Indonesia juga akan mengincar.
Belum lagi adanya teknologi keuangan pada Gopay. Bukan hanya data pribadi yang berpotensi dicuri oleh penjahat siber, tapi juga bisa uang customernya kalau pengamanannya tidak benar-benar kuat,”tambah Pratama.
Pengamanan data harus menjadi fokus Tokopedia dan Gojek bila nanti aplikasi dan sistem benar-benar menyatu dalam satu satu wadah. Bergabungnya dua aplikasi anak bangsa ini akan melahirkan pembacaan data baru yang sangat tinggi nilai ekonominya juga sangat singnifikan bagi ketahanan-keamanan nasional.
“Bagaimana tidak, keduanya akan menguasai jalur distribusi manusia, barang dan makanan. Tentu negara juga harus melihat ini sebagai peluang besar sekaligus ancaman dari sudut pandang pengamanan data dan juga keamanan nasional,” jelasnya.
Baca juga:
Pria asal Jawa Tengah ini berpesan, sebaiknya pengamanan data harus mendapatkan prioritas oleh pengelola dan juga oleh negara. Berbeda dengan data kependudukan yang cenderung statis dan tidak menghasilkan data baru, data dari GoJek dan Tokopedia ini dinamis karena ada data jual beli dan kebutuhan masyarakat secara nasional, dan pastinya data tersebut tidak dimiliki oleh lembaga negara manapun.