Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifInsightJajan MalangKulinerMbois MediaPelaku Kreatif

Legenda Sejak 1935, Puthu Lanang Jadi Kuliner Dambaan

Indiekraf.com – Ada sejak 1935, kue puthu lanang jadi salah satu kuliner legenda yang ada di Malang. Dengan cita rasanya yang autentik dan tak ada duanya, kue tradisional ini lantas menjadi dambaan banyak masyarakat. Yuk, simak artikel ini untuk kenal lebih dekat dengan kue Puthu Lanang!

Phutu Lanang itu kue apa?

Kue ini merupakan salah satu kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan gula merah sebagai isian, lalu ditambah parutan kelapa. Bentuknya agak lonjong akibat dari cara memasak yang unik, yaitu dengan dikukus menggunakan batang bambu. Puthu Lanang memiliki cita rasa manis dan gurih, paling enak dimakan saat hangat-hangat baru dimasak.

Puthu Lanang – Sumber foto: GNFI

Asal muasal kue Puthu Lanang

Kabarnya, Puthu Lanang ini merupakan usaha yang awalnya dirintis oleh pasangan Supiah dan Abdul Jalal. Kemudian seterusnya digantikan oleh anaknya, Siswoyo, di tahun 2000-an. Alasan usaha diteruskan kepada anak sendiri adalah karena dulu pernah diteruskan oleh orang lain, tetapi rasa dan kualitas kue puthu menjadi tidak konsisten, sehingga Siswoyo memutuskan untuk melanjutkan usaha orangtuanya, demikian yang diberitakan oleh Detik.

Melansir dari laman malangkota, nama dari “puthu lanang” sendiri sebenarnya dikenal dengan nama Puthu Celaket pada awalnya. Setelah mulai terkenal, ada banyak penjual puthu lainnya yang membuat nama yang sama. Hal tersebut membuat pembeli bertanya-tanya apakah Puthu Celaket membuka cabang. Padahal sejak awal tidak pernah ada cabang dari Puthu Celaket.

Akhirnya atas saran pelanggan, dibuatkanlah hak paten dengan nama Puthu Lanang. Proses mematenkan nama dagang ini dibantu oleh pelanggannya yang merupakan seorang notaris. Nama Puthu Lanang berasal dari celetukan Siswoyo yang pada tahun 2000-an lalu orang tuanya belum punya cucu laki-laki. Selain itu juga karena sudah ada kue puthu ayu, jadilah ada nama puthu lanang.

Bedanya dengan kue puthu ayu

Kue Puthu Lanang berbeda dengan kue puthu ayu. Selain dari bentuknya, letak perbedaan ada pada bahan dasar dan penyajian.

Melansir dari Kompasiana, kue puthu ayu terbuat dari tepung terigu, parutan kelapa, gula, santan, telur, pandan, dan air daun pandan. Cara memasaknya dengan dikukus di cetakan bulat. Bentuk dari kue puthu ayu cenderung mirip bunga dengan visual warna putih di bagian atas dan warna hijau di bagian bawah. Kue puthu ayu juga sarat akan harum pandan yang menggugah selera. Rasanya cenderung manis akibat dari adanya komposisi gula yang dipakai.

Puthu Ayu – Sumber foto: Tribun

Sedangkan kue Puthu Lanang terbuat dari tepung beras, gula merah sebagai isian, dan disajikan dengan parutan kelapa. Cara memasaknya juga dikukus, menggunakan batang bambu yang diletakkan di atas kukusan, membuatnya memiliki bentuk cenderung lonjong, dengan cita rasa yang manis-gurih.

Kenapa Puthu Lanang bisa jadi legenda?

Puthu Lanang melegenda sebagai salah satu kuliner khas Kota Malang karena telah ada sejak tahun 1935, selain itu juga kue ini tidak memiliki cabang dimanapun dan resep diturun temurunkan dari orang tua ke anak. Hanya ada satu saja penjual kue Puthu Lanang, yaitu di sebuah gang di Jalan Jaksa Agung Suprapto, tepatnya di sebelah dealer Kawasaki Motor. 

Puthu Lanang buka di Jalan JA Suprapto, Kota Malang – Sumber foto: Tribun Travel

Kue ini dijual mulai pukul 17:00 hingga 21:00 WIB, walaupun begitu biasanya dagangan sudah habis sebelum jam tutup. Bahkan saat belum buka pun sudah ada yang mengantri mau membeli. Menurut berbagai sumber, dahulu para pejabat dan tokoh penting juga seringkali membeli kue Puthu Lanang ini.

Cita rasa dan kualitas yang terus dijaga dari dulu hingga sekarang membuat kue ini tidak pernah sepi pembeli. Dalam satu hari biasanya akan menghabiskan sampai 600-700 porsi dengan omzet mencapai Rp.6.000.000 hingga Rp.7.000.000.

Sebagai kuliner legendaris yang sudah ada sejak tahun 1935, Puthu Lanang tidak hanya menjadi jajanan tradisional saja, melainkan juga merupakan bagian dari sejarah kuliner Kota Malang. Cita rasa yang autentik dan tetap konsisten selalu dijaga membuatnya tetap jadi dambaan para pelanggannya. Bagi yang penasaran dengan kelezatan Puthu Lanang, kamu tidak boleh melewatkan destinasi kuliner ini saat berada di Malang.

Sumber: malangkota, detik, kompasiana

Baca juga:

Kemenkumham Siapkan Regulasi Terkait Dengan Perkembangan AI di Indonesia
Mengenal Samehadaku, Situs yang Bikin Anime Lovers Banjir Air Mata, Ada Apa?
Mengenal Sambel Goreng An-Nadzir, Cemilan Khas Malang yang Bisa Jadi Lauk Lezat
Melalui Ini, HIPMI Perkenalkan Kuliner Khas Indonesia Ke Pasar Global
Rumah Sandekala: Jadi Wahana Seru untuk Pecinta Horor

Show More

Related Articles

Back to top button