Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifSeni PertunjukanSeni Rupa

Maria Tri Sulistyani: Seniman di Balik Papermoon Puppet

Indiekraf.com – Maria Tri Sulistyani atau biasa dikenal dengan Ria Papermoon adalah salah satu sosok seniman berbakat yang dimiliki oleh Indonesia. Ide cemerlang yang dimilikinya mampu membuat boneka yang terkesan dengan “Mainan Anak-Anak” menjadi sebuah pentas internasional yang bisa dinikmati oleh penonton dewasa melalui pertunjukan Papermoon Puppet Theatre.

Maria Tri Sulistyani: Seniman di Balik Papermoon Puppet Theatre

Melalui Papermoon Puppet Theatre, Ria dan team berhasil melakukan tur pertunjukkan ke berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga luar negeri seperti Vietnam, Malaysia, Singapura, India, Korea Selatan, Jepang, hingga Amerika Serikat.

Kesuksesan Papermoon Puppet Theatre tentu tidak diraih secara instan. Dimulai pada tahun 2006, Ria bersama temannya memulai dengan mengumpulkan modal dengan berjualan lauk yang dititipkan di angkringan. Hasil dari penjualan tersebut lalu digunakan untuk menyewa sebuah kamar kos yang Ia gunakan untuk memproduksi Papermoon atau bone-boneka kertas.  

Dikutip dari Urbanasia, Ria mengatakan bahwa pada saat itu, Ia membutuhkan uang sebesar 70 ribu rupiah per bulan untuk membayar kamar kos. “Modal awal Papermoon hingga seperti sekarang ini hanya dari berjualan sate usus, gorengan, sate kepala ayam dan dititipkan ke beberapa angkringan. Saya ingat betul, kami harus membayar kamar kos sebesar Rp 70 ribu per bulan untuk ruang produksi Papermoon,” ujarnya.

Mengejar Ilmu Sampai ke Amerika Serikat bersama Sang Suami

Ria mengatakan bahwa menjadi seniman teater boneka di Indonesia cukuplah sulit. Hal ini dikarenakan masih minimnya seniman Indonesia yang bergerak di bidang tersebut. Hingga pada akhirnya, Ria dan suaminya mendapatkan kesempatan untuk belajar di Amerika melalui beasiswa yang mereka dapat. Papermoon Puppet Theatre akhirnya resmi lahir berkat ilmu yang mereka dapatkan ketika belajar di Negara Paman Sam tersebut.

Meskipun sudah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup, mengembangkan Papermoon Puppet Theatre di Indonesia masih memiliki banyak tantangan. “Ekosistem dan jaringan menjadi sebuah kunci bertahannya Papermoon Puppet Theatre. Maka, menjaga dan merawatnya adalah tips bertahannya Papermoon Puppet Theatre. Saya meyakini bahwa setiap orang punya hak untuk bahagia, meskipun tidak bersama Papermoon Puppet Theatre, saya selalu memberi ruang bernafas untuk rekan rekan di Papermoon Puppet Theatre agar mereka dapat menikmati ritme yang ada di dalamnya,” lanjut Ria.

Baca Juga Ini Dia 3 Komunitas Teater Indonesia yang Tak Henti Berkarya Meski Pandemi

Mengulik Teater Bertema Saksi Proklamasi oleh Kelompok Anak Rakyat (Lokra)



Show More

Related Articles