Indiekraf.com-Negara Jepang sudah sejak lama dikenal memiliki kultur seni di setiap gerak hidup rakyatnya bahkan merambah dunia tanaman hias. Salah satu seni merawat tanaman hias tanpa pot ala Jepang yakni Kokedama. Seni menanam ala Jepang itupun menginspirasi salah seorang petani tanaman hias di kota Batu Jawa Timur bernama Lili.
Secara bahasa, istilah Kokedama berasal dari 2 kata terpisah yakni koke berarti lumut dan dama bermakna bola. Namun dalam bahasa jepang, kokedama juga bisa diarttikan seni tanaman bonsai tanpa pot. Ada juga sebagian kelompok mengartikan kokedama sebagai seni bonsai bagi masyarakat kalangan bawah.
Lili dan keluarga besarnya yang berlatar belakang petani tanaman hias luar ruangan mencoba beralih ke tanaman hias dalam ruangan. Tahapan pemeliharaan tanaman hias dengan metode Kokedama ini dapat dilakukan dengan sangat mudah. Tanaman yang harusnya disirami setiap hari justru dapat dikurangi frekuensi menyiramnya menjadi 1 atau 2 kali seminggu. Dengan cara ini pula, kasus pembusukan akar tanaman akibat terlalu banyak mengkonsumsi air, dapat dihindarkan.
Baca juga:
Sejarah Klepon, Si Kue Hijau Nan Legit
3 Festival Seni Tanah Air Ini, Siap Memuaskan Dahaga Jiwa Seni Mu
Lili lebih memilih menggunakan metode kokedama ini karena dengan metode sebelumnya yakni memelihara tanaman hias menggunakan media pot dan tanah untuk didalam ruangan dirasa terlalu rumit dan menyita waktu.
“Untuk tanaman biasa, orang orang akan butuh pemeliharaan yang cukup rumit, harus menyiram tanaman setiap hari, sedangkan dengan metode kokedama ini orang orang hanya butuh menyiram satu kali atau dua kali dalam seminggu,sehingga lebih simple untuk perawatan,” kata Lili
Jika di Jepang, kokedama menggunakan lumut sebagai media tanam, di kota Batu jawa timur yang tidak memiliki iklim sub tropis seperti di negara matahari terbit / perlu sedikit modifikasi. Dan bahan yang paling cocok dengan kondisi alam Indonesia adalah serabut kelapa tua yang banyak didapatkan di pasar pasar tradisional.
Tanaman hias yang siap ditanam, dipisahkan dari media pot, kemudian dibalut secara bertahap menggunakan serabut kelapa, hingga membentuk seperti bola dengan ukuran tertentu. Untuk membantu mempertahankan bentuk yang diinginkan, bola serabut kelapa diikat menggunakan tali plastik atau rotan sintetis.
Selain lebih mudah dalam perawatan, seni tanaman hias dengan menggunakan metode kokedama ini memberikan tampilan yang lebih cantik baik ditempatkan di luar ruangan maupun di dalam ruangan.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari 35 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung bentuk dan ukuran serta jenis tanaman yang ada didalamnnya.
Baca juga :
Niniek Trisnowati, Bukukan Karya Puisinya Pada 50 Buku, Dalam Tiga Tahun Terakhir
Makin Digemari, Seperti Apa Perawatan Kesehatan Digital?
Hingga kini, tanaman hias kokedama hasil kreasi Lili, sudah banyak dipesan di sejumlah kota di seluruh indonesia. Bahkan tak jarang, para wisatawan asing yang berkunjung langsung di kebun miliknya, banyak membeli oleh-oleh kokedama untuk dibawa pulang ke negaranya sebagai buah tangan.
Bagi anda para pecinta tanaman hias dan berkesempatan berlibur ke kota apel, anda dapat mampir ke kebun kokedama Lili di kawasan Patimura kota Batu.