indiekraf.com | Tepat satu tahun yang lalu berdirinya satu startup baru bernama Indiekraf Digital Media / Indiekraf Indonesia. Berawal dari problem tentang kurang tereksposenya ekonomi kreatif di Malang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Akhirnya dibangunlah “Kolaborasi” bernama Indiekraf dengan tujuan sebagai literasi dan pusat informasi untuk ekonomi kreatif di Indonesia.
Perjalanan dalam satu tahun ini memang tidak mudah, mulai dari tim yang sangat kecil akhirnya sekarang sudah memiliki tim skuad 8 Orang. Mengandalkan sebuah “Kolaborasi” tanpa harus berfikir “Profit” terlebih dahulu, akhirnya indiekraf saat ini berjalan hingga satu tahun ini.
“Kolaborasi” memang sebuah kata yang luar biasa. Bahkan di Ekonomi kreatif kolaborasi adalah salah satu hal utama ketika akan menjalankan usaha. Mulai dari mengumpulkan bahan, fase produksi, packaging, promosi hingga profit semuanya butuh yang namanya Kolaborasi.
Karena yakin, dalam berusaha apapun itu tidak dapat berdiri sendiri. “Kolaborasi” mengajarkan tentang artinya berbagi, saling menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lain. Saling menutupi kekurangan dan memberikan kelebihan satu dan yang lain.
Berlari Untuk Kolaborasi
“Berlari untuk Kolaborasi” menjadi tagline utama dalam 1 tahun Indiekraf berdiri. Dalam satu tahun ini memang beberapa target “Kolaborasi” yang baru bisa direalisasikan, kolaborasi dengan beberapa komunitas lokal di Malang, kolaborasi dengan beberapa kampus / perguruan tinggi, dan beberapa penulis lepas yang ada di Malang.
Malang memang kota yang sangat identik dengan “Kolaborasi”, ekosistem yang saat ini mulai terbentuk di Malang pun berkat adanya kolaborasi antar lintas stakeholder kreatif. Mulai dari Pelaku, Komunitas, Akademisi, Pemerintah dan Media. Indiekraf memposisikan diri sebagai Media, pelaku dan komunitas yang “sangat” mendukung adanya ekosistem yang baik di Kota Malang dan di Indonesia pada khususnya.
Ekonomi Kreatif di Indonesia juga saat ini mulai berkembang cukup cepat dengan adanya data dari BEKRAF bahwa tahun 2018 Kontribusi Ekraf di Indonesia lebih dari 1200 triliun Rupiah. Sebuah pencapaian fantastis dari yang awalnya ekonomi ini dianggap belum siap. Ini semua karena memang perlu adanya edukasi dan informasi yang luas sehingga para pelaku di Indonesia mulai paham tentang “Ekonomi Kreatif” dan “Kolaborasi”.
Akhir kata, dalam “Berlari dalam Kolaborasi” kali ini, indiekraf mengajak seluruh rekan rekan baik pelaku, komunitas, pemerintah, akademisi dan media lain untuk sama-sama berkolaborasi dengan indiekraf untuk “bareng-bareng” mengembangan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia.
Malang, 8 Mei 2019
Atas Nama segenap Tim Indiekraf ๐
Co-Founder & Director
M. Ziaelfikar Albaba