Indiekraf.com – Akhir bulan juli lalu, brand fesyen kelas dunia Louis Vuitton (LV) merilis koleksi tas terbarunya yang memiliki motif seperti batik. Tas tersebut masuk dalam Crafty Collection mereka yang diluncurkan sebagai bagian dari koleksi musim panas tahun ini. Dengan melihat foto tas terbaru tersebut terlihat monogram logo Louis Vuitton yang terdiri dari warna putih, cokelat, dan hitam membentuk pattern seperti batik.
Seperti yang kita ketahui, Louis Vuitton atau yang biasa disingkat LV adalah brand internasional yang terkenal dengan barang mewahnya. LV didirikan pertama kali oleh Louis Vuitton pada tahun 1854 yang berpusat di Perancis. Saat ini, mereka telah tersebar di 50 negara dengan jumlah kurang lebih 460 store di seluruh dunia.
Brand ini disebut sebagai The World’s Most Valuable Luxury Brand selama 6 tahun, yakni pada tahun 2006 hingga 2012. Brand ini telah memproduksi berbagai macam barang mewah seperti baju, sepatu, tas, jam tangan, kaca mata, hingga perhiasan. Setiap tahunya, mereka selalu mengeluarkan koleksi barunya yang selalu dicari oleh masyarakat luas.
Pada koleksi musim panan 2020 ini, LV mengeluarkan koleksi tas yang memiliki bentuk mirip dengan batik. Tas tersebut ditawarkan dengan harga $2.860 atau sekitar 42 juta rupiah yang memiliki dua pilihan warna yaitu Crème Caramel dan Cream Red. Namun, apakah benar tas tersebut mengangkat tema batik Indonesia?
Baca juga Bukan Rolex! Tapi 5 Jam Tangan Buatan Indonesia Ini Tak Kalah Mewahnya
Dilansir dari antaranews.com, Musa Widyatmodjo, seorang desainer Indonesia, mengatakan bahwa terdapat banyak teknik pembuatan kain yang memiliki teknik seperti batik tulis Indonesia. Sebelum LV, raksasa brand fesyen Dior juga pernah membuat produk yang banyak orang sebut itu adalah batik, namun ternyata bukan. Oleh karena itu, perlu ada pernyataan langsung dari pihak LV apakah itu benar terinspirasi dari Indonesia atau bukan.
“Wax printing di Afrika, prosesnya sama dengan batik, dan ada di mana-mana, bukan cuma Indonesia. Mereka bisa ciptakan motif yang aneh dan unik, lalu menjadi trademark dan identitas mereka,” ujar Musa.
Musa berpendapat dengan adanya desain produk LV yang mirip batik ini bisa menjadi kesempatan bagi para pengerajin batik untuk terus berinovasi.
“Melihat hal ini, dari sana (koleksi Louis Vuitton), orang lain di dunia akan penasaran, itu motif berasal dari mana, negara apa, dan lain sebagainya.” kata Musa.
Dengan inovasi dan motif-motif baru yang lebih beragam diharapkan bisa membuat brand fesyen raksasa dunia tertarik untuk mengangkat tema batik Indonesia.
Penulis: Achmad Faridul Himam
Referensi
[1] Mengulik “batik” di koleksi Dior dan Louis Vuitton
Baca juga
Mau Sukses di Industri Kreatif Fesyen? Jangan Sampai Lewatkan 4 Tips Keren Ini