Indiekraf.com- Seakan tak mau kalah dengan orang normal pada umumnya, ratusan penyandang tunanetra yang ada di tempat Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Dinsos Jawa Timur yang ada di Kota Malang ini dengan semangat datang ke Masjid An-Nur yang berada didalam tempat rehabilitasi untuk belajar mengaji.
Jika orang normal pada umumnya menggunakan Al-quran dengan bahasa Arab, berbeda halnya dengan kaum disabilitas ini,mereka menggunakan Al-quran khusus yakni menggunakan huruf Braille.
Kepala UPT. RSBN Malang, Firdaus Sulistyawan mengatakan bahwa selama bulan Ramadan, pihaknya memang memberikan berbagai kegiatan spiritual bagi warga disabilitas netra yang berada di RSBN. Kegiatan tersebut dilakukan layaknya masyarakat normal.
Di saat waktu sahur, sebagian warga disabilitas ada yang bertugas patrol yakni membangunkan rekannya untuk bersiap sahur. Kemudian dilanjutkan dengan shalat subuh berjamaah.
Baca juga :
Sedangkan pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran murotal alquran. Lalu setelah salat dzuhur aktivitas dilanjutkan dengan latihan kultum. Kemudian malam harinya dilanjutkan dengan salat tarawih berjamaah dan tadarus alquran.
“Sebenarnya kegiatan spiritual dari teman-teman disabiliitas netra saat Ramadan tidak jauh beda dengan hari biasa. Tetapi saat Ramadan ini kegiatan ditambah dengan tadarus Alquran dan shalat tarawih pada malam hari. Fokus utama kegiatan keagamaan itu adalah untuk memperkuat mental spiritual mereka,”ungkap kepala UPT RSBN Malang Firdaus Sulistyawan pada indiekraf.com, Rabu (21/04/21).
Selain mengaji, para pengurus di tempat rehabilitasi milik Pemprov Jatim ini juga mengajarkan kegiatan positif lainnya yakni latihan hadrah.
“Biasanya sore hari sebelum buka bersama ada kegiatan ngabuburit untuk teman-teman disabilitas netra ini. Kegiatan ngabuburit diisi dengan latihan hadrah,” ungkap Firdaus.
Baca juga :
Kesulitan
Mengaji dengan Al-quran Braille nyatanya tidak semudah membalikkan tangan, para pengurus juga memiliki kesulitan mengajar kepada peserta didik, Bagi yang sudah mengalami disabilitas netra sejak bayi, biasanya mereka sudah mengenal huruf braille. Namun, jika mereka baru mengalami disabilitas netra saat dewasa, maka penanganannya pun akan berbeda.
“Selama bulan Ramadan, kami berikan dua kali pengenalan huruf Alquran braille dalam sepekan. Kami upayakan juga melatih rekan-rekan disabiltas untik membaca dan juga menghafalkan,”tambah Firdaus.