Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Aplikasi Digital dan GameIndustri KreatifInsightOpini KreatifPelaku KreatifTips Kreatif

3 Tips Dari Naning Utoyo Jika Kamu Ingin Transisi Karir Menjadi UX Researcher

Indiekraf.com – Dalam bidang User Experience (UX), di tahun 2021 ini, UX researcher merupakan profesi yang paling banyak diminati nomor 2 setelah UX designer. Tak heran jika sekarang sudah banyak lowongan pekerjaan di bidang tersebut.

Saat berita ini ditulis, telah terdapat sekitar 75 lowongan pekerjaan sebagai UX researcher yang bisa kamu temukan di LinkedIn. Pada laman JobStreet, kamu juga bisa menemukan sekitar 48 lowongan pekerjaan yang tersedia.

Selain itu, menjadi seorang praktisi UX juga bisa datang dari berbagai macam latar belakang bidang pendidikan. Dikutip dari careerfoundry.com, 44% orang yang berkarir sebagai praktisi UX berasal dari bidang teknologi seperti digital marketing, visual design, hingga software development. Sedangkan 56% lainnya datang dari bidang seperti akademisi, perbankan, hingga administrasi.

Dalam artikel ini, Naning Utoyo, UX Researcher dari Indonesia yang sudah berkarir selama lebih dari 9 tahun di luar negeri memberikan beberapa tips ketika kamu ingin berkarir di bidang UX researcher:

Memahami skill atau kemampuan yang dibutuhkan sebagai UX Researcher

Dikutip dari uxmatters.com, terdapat setidaknya 26 skills yang dibutuhkan ketika kita ingin berkarir menjadi seorang UX researcher. Skill tersebut meliputi kemampuan memahami riset metodologi, kemampuan analisis, problem solving, critical thinking, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, empathy, mental agility, networking, dll.

Pada tahap ini, kita sudah harus memulai untuk melihat skill apa saja yang kita tau dan kita kuasai dalam diri kita. Setelah itu, mulailah untuk belajar berdasarkan dengan kemampuan dan sesuatu yang paling kamu tau atau minati tentang UX.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, berkarir sebagai praktisi UX bisa datang dari berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, ketika ingin belajar mendalami bidang ini, kamu tidak harus langsung memilih peran sebagai UX researcher atau UX designer.

Berdasarkan Invision 2019 Design Hiring Report, berikut adalah 10 profesi yang mungkin bisa kamu pilih pertama kali sesuai skill yang kamu punya sebagai ‘starting point’ kamu untuk belajar tentang UX, antara lain adalah UI Design, Information Architecture, Design Software Proficiency, Data Analytics, Coding, Typography, UX Writing, Motion Design/Animation, dan User Modeling. Mulailah dari bidang yang menurut kamu lebih mudah untuk kamu pahami.

Contohnya, ketika kamu sebelumnya memiliki background sebagai seorang engineering, mungkin kamu bisa memilih sebagai Front End Developer atau Data Analytics. Jika kamu sebelumnya memiliki background di bidang kesenian, kamu mungkin bisa memulai dengan menjadi UI Design terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan ilmu UX masih baru dan dinamis. Pengalaman kerja di bidang lain akan tetap terpakai jika kamu nantinya ingin menjadi praktisi UX. Oleh karena itu, jangan batasi diri sendiri atau langsung memilih untuk melamar kerja hanya di UX researcher atau UX designer.

Belajar dari orang yang sudah berpengalaman

Satu hal penting yang harus kamu ingat adalah kamu tidak sendirian. Pasti akan ada seorang praktisi UX di luar sana yang mau membantu kamu untuk bisa berkarir sebagai UX researcher. Dalam hal ini, tugas kamu adalah menemukan orang tersebut.

Kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti LinkedIn untuk membantu menemukan mereka. Buatlah list nama sebanyak mungkin praktisi UX yang juga telah melalui proses transisi dari bidangmu yang ada. Pelajari bagaimana mereka bisa berkarir di bidang UX dari bidang sebelumnya, ilmu dan pengalaman apa dari bidang sebelumnya yang berguna dalam proses transisi. Kamu juga bisa melihat bootcamp atau sertifikat apa saja yang sudah mereka ikuti atau miliki. Ini bisa menjadi pandangan untuk kamu agar lebih ‘terarah’ ketika belajar tentang UX.

Tak hanya itu, cobalah memberanikan diri untuk melakukan diskusi dengan mereka. Terlebih, jika mereka bersedia untuk menjadi mentor, maka itu bisa menjadi ‘bonus’. Kamu bisa mulai untuk mempelajari bagaimana success story atau perjalanan karir mereka hingga bisa terjun ke bidang UX research.

Cari pengalaman kerja

Dalam survei yang ada dalam Invision 2019 Design Hiring Report menyatakan bahwa selain memiliki beragam keahlian yang mencakup hardskill dan softskill, banyak hiring manager diluar sana yang menempatkan nilai tinggi pada skill yang beragam, termasuk skill non-desain, terutama manajemen produk (74%) dan engineering (53%). Untuk mempertajam kemampuan tersebut bisa kita dapatkan melalui pengalaman kerja atau mengikuti program internship di sebuah perusahaan atau startup.

Mengambil sertifikasi atau mengikuti program bootcamp mungkin juga bisa menjadi pilihan jika kamu ingin belajar secara efektif dibandingkan dengan menghabiskan waktu untuk mengikuti berbagai free courses atau membeli berbagai buku tentang UX. Namun ingat, mengikuti sebuah bootcamp bukan berarti mencerminkan keadaan kerja yang sesungguhnya.

Sebagai seseorang yang sudah mengambil beberapa sertifikasi, Naning menjelaskan bahwa syarat untuk bisa lulus ujian sertifikasi hanya didasarkan pada hafalan dan referensi dari buku. Menurut Naning, hal ini tentu bertentangan dengan dunia kerja yang sebenarnya.

Ketika kita turun ke lapangan sebagai praktisi UX, kita diharuskan untuk bisa memahami perilaku manusia, mulai dari bagaimana cara mereka berpikir dan apa yang mereka sedang rasakan. Karena setiap orang memiliki keunikan yang berbeda-beda, maka tidak mungkin kita memahami mereka hanya dengan cara menghafal atau referensi dari buku atau bootcamp saja.

Selain itu, akan banyak perubahan pola pikir yang akan kita temui ketika bekerja langsung di lapangan. Untuk merespon berbagai macam perubahan tersebut, kita harus menguatkan agile mindset kita. Pola pikir agile tersebut adalah sesuatu yang hanya dapat kita pelajari dengan bekerja langsung bersama berbagai pemangku kepentingan atau stakeholder saat internship.

Oleh karena itu, jika ingin lebih tau pengalaman yang merepresentasikan pekerjaan sebagai UX researcher, bergabunglah dengan program internship di perusahaan atau startup. Namun, misalkan kamu kesulitan untuk mencari program internship, kamu bisa mengikuti program bootcamp, dengan catatan, pilihlah bootcamp yang bisa membantu kamu untuk mencari pengalaman kerja atau memberikan kesempatan untuk mengerjakan proyek asli dari client. Contohnya adalah bootcamp yang diadakan oleh General Assembly.

Kamu tidak harus langsung berkarir sebagai seorang UX researcher. Carilah peluang dimana kemampuan atau skill utama kamu bisa berguna. Sebagai contoh, ketika kamu sebelumnya memiliki background study di bidang medis, cobalah untuk bergabung dengan startup telemedicine, pilih bidang yang menurut kamu menarik, paling relevan, dan kamu sukai terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan startup atau perusahaan yang fokus untuk memecahkan masalah yang spesifik pasti membutuhkan seseorang yang memiliki domain knowledge yang kuat pada masalah tersebut.

Naning melihat bahwa banyak fresh graduate yang melamar pekerjaan di ‘junior role’ ketika mereka sudah mengikuti program internship selama 1-2 tahun di berbagai macam bidang seperti design, data, dan product management. Pengalaman internship tersebut bisa membantu mereka untuk memahami minat mereka sesungguhnya dan apa saja yang harus mereka pelajari selanjutnya.

Ada beberapa dari mereka yang awalnya ingin menjadi seorang desainer. Tapi setelah mengikuti program internship di bidang desain, mereka malah memutuskan untuk menjadi seorang UX researcher, begitu juga sebaliknya.

 

Penulis: Achmad Faridul Himam, Naning Utoyo

Baca juga

Internship vs Sertifikasi, Mana yang Lebih Penting? Ini Jawaban Naning Utoyo
9 Tahun Berkarier Sebagai UX Researcher, Ini Pesan Naning Utoyo Kepada Fresh Graduate Jika Ingin Berkarir di Luar Negeri
Naning Utoyo Berikan Tips Membuat CV untuk UX Researcher

Referensi

[1] 6 In-Demand UX Jobs in 2021—and How You Can Get Them
[2] Qualities of Effective User Researchers
[3] Here’s How to Become a UX Designer in 2021
[4] Invision 2019 Design Hiring Report

Show More

Related Articles