Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Desain ProdukIndustri KreatifKabar Kreatif

Di Tangan Dosen Asal Malang Limbah Bulu Ayam Bisa Gantikan Serat Fiber Lho!

Indiekraf.com-Melimpahnya limbah bulu ayam di kawasan malang raya mengilhami seorang dosen sebuah kampus di kabupaten malang berinovasi menjadikan limbah bulu ayam sebagai bahan pengganti serat fiber pada industri peralatan rumah tangga industri otomotif serta olah raga.

Adalah DR Aladin Eko Purkuncoro,ST, MT dosen di Institut Teknologi Nasional Malang yang melakukan penelitian manfaat bulu unggas sebagai bahan pengganti komposit serat fiber itu.

limbah bulu ayam dijadikan pengganti serat fiber

Baca juga :

Selama ini, bulu unggas lebih banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan shuttle cock badminton oleh para produsen kok kelas kecil dan menengah.

Keberadaan bulu unggas di kota dan kabupaten malang memang sangat mudah ditemui. Sejumlah lokasi di kabupaten malang dikenal sebagai sentra peternak unggas petelur serta unggas pedaging.

Melalui proses penelitian panjang uji kekuatan, elastisitas hingga faktor ekonomis, terpilihlah bulu unggas terutama ayam ini, menggantikan keberadaan serat fiber yang sudah bertahun tahun bertahan sebagai bahan baku utama di berbagai industri.

“Jadi bulu ayam ini kan limbah, kita tahu di Malang ini banyak peternak ayam, baik ayam petelur maupun ayam potong. Jika dari kelenturan dan kekuatan itu sifat mekanis dan pastinya lebih unggul, jadi kita uji tarik dan uji impak dari dua uji itu yang menggunakan serat bulu ayam dibandingkan dengan serat yang ada dipasaran itu lebih kuat,” ungkap DR Aladin

Hingga kini, Aladin sudah mampu membuat formula terbaik pemanfaatan bulu unggas termasuk perpaduannya dengan bahan baku pendamping, mulai dari rambut dan kuku manusia hingga serabut buah kelapa. Cairan resin industri tetap dipilih sebagai bahan pengikat.

hasil serat bulu ayam seteah dicampur dengan resin

Baca juga :

Satu produk yang kini siap menjalani proses produksi secara massal adalah pintu kamar mandi, di pasar dalam negeri 1 unit pintu produksi pabrikan dibandrol kisaran 200 ribu hingga jutaan rupiah tergantung bentuk dan merek. Namun kreasi aladin, dengan pemanfaatan bulu unggas nya dijual kisaran 150 ribu rupiah per unit.

“Dari segi ekonomis produksi tentunya sangat ekonomis sekali, saya mencoba membuat pintu serat ini hanya Rp 150 ribu saja, kalau dipasaran bisa diatas itu,”ungkap Aladin sang inovator.

Tak hanya berhenti di pintu kamar mandi saja, Aladin kini mulai mengembangkan formula tersebut ke produk helm serta pengaman tubuh di beberapa cabang olah raga ketangkasan atau kecepatan serta industri otomotif.

Show More

Related Articles