Indiekraf.com-berlatar belakang keberadaan warga difable tuna rungu dan wicara di lingkungan sekitar yang memerlukan perhatian serta masih banyaknya kasus miskomunikasi antara anggota keluarga, teman dan masyarakat luas, karena ketidakpahaman perihal bahasa isyarat, menjadi alasan utama Anjas Asmoro serta dua kawan mahasiswa prodi informatika fakultas ilmu komputer Universitas Brawijaya menciptakan aplikasi untuk kaum difable yang diberi nama difodeaf.
Baca juga :
CEO Alterra Bagikan Success Story di Jagongan Stasion
PUBG Tambah Fitur Baru untuk Batasi Waktu Bermain Gim
Aplikasi yang nantinya bakal disalurkan melalui jaringan telepon pintar android ini ,sementara masih menggunakan versi beta. harusnya, gambar dan penjelasan yang ada di dalam aplikasi ini, sudah berbentuk animasi bergerak. namun karena keterbatasan sumber daya manusia, target akhir tersebut masih dalam proses pengerjaan.
“Aplikasi yang saya buat ini intinya bagaimana kita mengubah kata atau kalimat ini menjadi bahasa isyarat,” kata Anjas sang penemu aplikasi difodeaf.
Aplikasi penterjemah bahasa verbal menjadi bahasa isyarat bagi masyarakat penyandang tuna rungu dan wicara ini bernama dictionary for deaf atau disingkat sebagai difodeaf. perlu sekitar 5 bulan untuk menyelesaikan aplikasi ini, hal itu dikarenakan minimnya sumber data dan literasi serta kosakata yang akan dimasukkan dalam aplikasi ini.
Meski terdapat kekurangan, namun ada keunggulan dari aplikasi karya anjas dan 2 rekannya ini yakni mencakup 2 bahasa utama, masing-masing indonesia dan inggris. tak hanya memberikan fitur penterjemah atau kamus bahasa isyarat, di aplikasi difodeaf juga tersedia permainan tebak gambar, yang dapat dijadikan sarana bagi anak usia sekolah ikut belajar bahasa isyarat.
“Untuk kata,masih ratusan ya, kita ada kendala database dan juga sumber daya manusia untuk mendata kata kata ,”kata Anjas.
Baca juga :
5 Aplikasi Manajemen Job Desk Terbaik di Era New Normal
Kini Mahasiswa Bisa Ikut Pelatihan Digital dari Kemendikbud, Gimana Caranya?
Perlu diketahui aplikasi ini sudah banyak mendapatkan penghargaan dari kontes temuan inovatif dalam dan luar negeri. Anjas berharap aplikasi difodeaf ini dapat digunakan warga masyarakat belajar dan mengenal bahasa isyarat, sehingga mampu berkomunikasi langsung dengan warga berkebutuhan khusus tuna rungu dan tuna wicara. Sehingga, mereka dapat merasakan interaksi hangat, dengan teman, sahabat dan keluarga, layaknya manusia pada umumnya.